ANALISIS EMITEN SAHAM: Channel Telegram https://t.me/markassaham

Menganalisa secara teknikal terhadap emiten-emiten saham yang listing di Pasar Bursa, diutamakan yang terindeks JII. Menerima Donasi Jasa Analisa.

Donasi dapat dikirimkan ke Rekening sbb:
BRI cab Malang 752201004241534 a.n ARNANDA AJISAPUTRA
BCA 0111398738 a.n FUTRI RIANTI

16 December 2018

Persiapan Menjadi Seorang Trader Muslim: Siapkan Ilmu

PERISPAN MENJADI SEORANG TRADER MUSLIM
SIAPKAN ILMU

 Ilmu bagaikan penuntun kita dalam melangkah, ilmu pula bagaikan senjata untuk melindungi kita dari semua alal rintangan yang menghadang kita. Dalam dunia trading di pasar modal seorang Muslim yang akan menjadi trader hendaklah menguasai ilmu yang dibutuhkan. Ilmu ini penting agar seorang trader Muslim selamat di dunia dan akhirat, tidak ragu-ragu dalam melangkah, dan tentunya diharapkan dapat memperoleh keuntungan yang banyak, halal dan berkah.
Ilmu memang sangat luas dan mendalam, dalam dunia trading tentu banyak ilmu yang harus dipelajari. Maka mempersiapkan ilmu ini harus dengan keseriusan dan ketelatenan. Sebenarnya tidak perlu ilmu-ilmu terapan yang mendalam, cukup ilmu dasar saja yang dipelajari dalam trading saham, namun tidak menutup kemungkinan ilmu terapan yang mendalam dengan berbagai variasinya juga jangan diabaikan. Karena ilmu itu tentunya akan sangat bermanfaat untuk menambah wawasan, menambah bekal strategi dalam trading, juga memantabkan psikologis kita apabila sudah bergelut dalam gelombang pasar modal. Ilmu-ilmu yang dipersiapkan adalah

1.             Ilmu Akidah
Tentu, ilmu yang pertama kali dan harus dimiliki oleh seorang trader Muslim adalah ilmu akidah Islamiyah. Akidah (baca: aqidah) secara bahasa diambil dalam bahasa Arab “al-‘aqdu” sinonim dari kata “ar-rabth” yaitu ikatan yang sangat kokoh. Sedangkan secara istilah “akidah” adalah perkara-perkara yang harus diyakini secara kokoh dan wajib dibenarkan oleh hati, dengan pembenaran itu jiwa menjadi tentram karenannya dan tidak lagi timbul keraguan dalam jiwanya terhadap keyakinannya itu (Al-Atsari, 2016).
Dengan ilmu akidah kita akan termotivasi mencari ilmu yang lain khususnya yang dibutuhkan trader dalam melakukan trading di pasar modal, karena tentu seorang Muslim dilarang menjalankan sesuatu tanpa ilmu sehingga dapat tersesat di jalan atau bahkan mengalami kerugian baik harta maupun pahala. Dengan akidah Islamiyah yang baik, seorang trader Muslim akan merasa diawasi oleh Allah dalam melakukan perdagangan di pasar modal, sehingga dia menghindari cara-cara yang diharamkan Allah dan jauh dari perbuatan curang.
2.             Ilmu Halal dan Haram
Dalam dunia trading tentu berhadapan dengan pasar. Trading saham di pasar modal hakekatnya juga sama dengan berdagang barang dagangan di pasar riil yang kita ketahui. Ada aset yang kita perdagangkan, ada penjual, ada pembeli, dan juga ada perantaranya. Keduanya juga sama-sama memiliki dimensi halal dan haram dalam barang dagangannya dan cara berdagangnya. Keduanya juga memiliki hukum sah dan tidak sah dalam perjual beljual dan beli. Keduanya juga memiliki aturan main, selain diatur oleh Syariat juga diatur oleh undang-undang yang menjadi kesepakatan, dimana seorang Muslim tidak boleh melanggar kesepakatan sebagaimana tertera dalam Surat Al-Maaidah ayat 1.
Dari ilmu tentang halal dan haram, seorang trader Muslim tidak ragu dalam menjalankan trading, faham mana yang dilarang dan mana yang tidak dilarang. Sesuai dengan kaidahnya bahwa urusan muamalah selama tidak ada nash dan ketentuan hukum lain di bawah nash yang melarangnya, maka diperbolehkan (Djazuli, 2010) sehingga apabila tidak ada larangan yang jelas dan ulama pun tidak melarangnya maka seorang trader Muslim tidak perlu ragu untuk melakukannya.
Di sisi lain, dengan memiliki ilmu halal dan haram, seorang Muslim tidak pula gampang-gampang menyalahkan orang lain tatkala berseberangan pendapat. Khususnya dalam dunia trading yang penuh dengan perbedaan pendapat, seorang trader Muslim tidak mudah dalam memvonis “ahli maksiat” terhadap saudaranya tatkala melakukan investasi di pasar modal. Tentu seorang trader Muslim dapat memberikan nasihat dengan berdiskusi secara ilmiah apabila terdapat pelanggaran jelas yang dilakukan oleh saudaranya dalam menjalankan jual-beli saham.
3.             Ilmu Tentang Pasar Modal
Walaupun secara garis besar pasar modal sama dengan pasar riil yang sering kita ketahui, namun secara mendalam pasar modal tentu memiliki banyak perbedaannya. Seorang trader Muslim harus mengenal seluk-beluk pasar modal dan memahami apa saja yang ada di dalamnya.
Tidak ketinggalan, sejarah pasar modal juga harus diketahui oleh seorang trader Muslim agar tidak terjebak dalam satu informasi yang salah. Berapa banyak seorang trader Muslim mendapatkan informasi secara parsial sudah memutuskan bahwa pasar modal merupakan pasar yang tidak layak untuk dimasuki dengan berbagai alasannya.
Sesekali memang seorang trader Muslim perlu untuk melakukan kunjungan langsung ke pasar bursa baik yang ada di Jakarta, Surabaya, boleh pula melancong ke Amerika atau China untuk menimba ilmu atau hanya sekedar melihat bagaimana kegiatan pasar modal di dalamnya. Dengan study tour, trader Muslim akan mengetahui siapa saja yang mendatanginya serta apa saja yang mereka lakukan di pasar modal, maka trader Muslim akan mengenal tentang apa dan siapa itu penjual saham, pembeli saham, pialang saham serta apa yang mereka lakukan sesuai tugasnya masing-masing. Seorang trader juga akan mengenal perusahaan-perusahaan yang go public yang siap untuk diperdagangkan bursanya di pasar modal dengan berbagai simbol dan keunikannya.
4.             Ilmu Tentang Analisis Fundamental
Ilmu tentang analisis fundamental sangat perlu dimiliki oleh seorang trader Muslim dalam menentukan emiten mana yang layak dibeli sebagai sebuah aset yang akan diperdagangkan. Tentu seorang trader Muslim perlu melakukan strategi perdagangan yang tepat dan halal, salah satunya dengan tidak menentukan cut loss atau stop loss yang akan dijelaskan kemudian. Oleh karena tidak menentukan cut loss, maka seorang trader Muslim perlu bersiap diri apabila emiten mengalami anjlok harga, sehingga emiten tidak bisa dijual kecuali dalam jangka waktu yang cukup lama. Nah, apabila trader Muslim membeli emiten yang fundamentalnya tidak baik akan menuai kerugian besar.
Secara ilmiah analisis fundamental adalah analisis yang menitikberatkan kepada kinerja perusahaan (emiten) dan analisis ekonomi yang akan mempengaruhi masa depan perusahaan (Sutrisno, 2012). Salah satu fungsi penting aplikatif dari analisis fundamental bagi seorang trader Muslim adalah melihat apakah emiten tersebut membagikan deviden atau tidak, apabila membagikan deviden maka berapa besaran deviden yang dibagikan. Adapun deviden adalah besaran laba dari perusahaan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham (Rudianto, 2012), sehingga deviden dapat dikategorikan sebagai bagi hasil yang diberikan perusahaan kepada pemegang sahamnya. Nah, di sinilah seorang trader Muslim akan mendapatkan manfaat apabila ternyata tidak dapat menjual emitennya dalam jangka waktu yang lama karena harga saham yang anjlok di pasar bursa.
Selain itu, emiten yang hidupnya baik di pasar bursa maka trader akan merasa aman. Emiten yang fundamentalnya kurang baik atau bahkan bisa dibilang buruk namun go public tentu akan banyak bandar yang bermain di dalamnya, sehingga perdagangan tidak murni karena adanya demand dan supply yang wajar. Demand dan Supply yang tidak wajar akan menyebabkan harga bergerak tidak beraturan dan susah untuk diprediksi. Emiten-emiten inilah yang disebut dengan “Saham Gorengan”, artinya saham yang harganya “digoreng” oleh bandar sesuai dengan kehendak mereka.
5.             Ilmu Analisis Teknikal
Analisis teknikal tentu sangat penting untuk seorang trader. Ilmu analisis ini adalah yang paling utama. Analisis teknikal menurut (Ong, 2011) seperti seorang yang masuk ke Plaza dan ingin membeli barang yang diinginkannya hanya dengan melihat banyaknya pelanggan yang masuk ke toko tersebut. Begitu pula dengan analisis teknikal, analisis ini hanya melihat angka dan pergerakannya di pasar bursa. Analisis ini hanya melihat pergerakan harga emiten di pasar bursa dan banyaknya penjual serta pembeli emiten tersebut.
Analisis teknikal dituntut untuk tidak jenuh melihat grafik, dituntut pula untuk tidak jenuh melihat pergerakan harga dari waktu ke waktu, karena memang analisis teknikal memiliki prinsip yang salah satunya bahwa harga yang terbentuk saat ini merupakan sejarah masa lalu yang terulang (Ong, 2011). Sejarah memang bisa terulang, termasuk di pasar bursa itulah salah satu prinsip yang ada pada anslisi teknikal, sedangkan dua prinsip lainnya insyaa Allah akan dijelaskan di Bab “Prinsip-prinsip Seorang Trader Muslim”.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Atsari, A. bin A. H. (2016). Intisari Aqidah Ahlus Sunah wal Jama’ah. Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i.
Djazuli, A. (2010). Kaidah-Kaidah Fikih: Kaidah-Kaidah Hukum Islam dalam Menyelesaikan Masalah-Masalah yang Praktis (1 ed.). Jakarta: Kencana.
Ong Edianto. (2011). Technical Analysis for Mega Profit. Jakarta: Gramedia Pustaka Tama.
Rudianto. (2012). Pengantar Akuntansi: Konsep dan Teknik Penyusunan Laporan Keuangan. Jakarta: Erlangga.
Sutrisno. (2012). Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi. Yogyakarta: EKONISIA.

DISUSUN DAN DIPOSTING OLEH:
ARNANDA AJISAPUTRA, SE.,ME
 
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Suara Nada Islami

0 komentar:

Post a Comment